Satu Dekade Ibu Profesional : 3 Narasumber Kece

Rangkaian kemeriahan satu dekade Ibu Profesional dalam Konferensi Ibu Pembaharu pada hari ini tanggal 19 Desember 2021 sudah memasuki hari ketiga. Sudah memasuki hampir setengah dari perjalanan acara konferensi memeriahkan 10 tahun berdirinya komunitas ibu profesional.

Di hari ketiga ini, bertepatan dengan hari Minggu, akan ada 2 Talkshow dan 1 Webinar bersama 3 narasumber, para wanita hebat yang banyak mendedikasikan kehidupannya dan mengambil peran untuk kemaslahatan masyarakat.

Mereka ada Ibu Nani Zulminarni , Ibu Deasy Srihandi dan Mbak Heni

Cerita dari Ibu Nani Zulminarni

Ibu Nani merupakan sosok perempuan kuat yang berhasil membuat gerakan pembangunan ekonomi melalui komunitas yang diinisiasinya. Komunitas itu diberi nama PEKKA atau singkatan dari Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga.

Workshop bersama Ibu Nani

Lahir di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, kemudian hijrah ke Jakarta. Ibu Nani harus mengalami permasalahan hidup berupa perceraian dengan suami dan harus menjadi kepala keluarga. Hal ini membuat Ibu Nani tergerak untuk membuat suatu aksi nyata dalam rangka mendukung para perempuan yang memiliki nasib sama sepertinya.

Perempuan tunggal, yang menjadi kepala keluarga, akibat perpisahan dengan suami merupakan kaum yang termarjinalkan. Ini nampak semakin kuat saat kondisinya berada di pedesaan atau pinggiran kota. Ibu Nani pun mengajak para perempuan itu untuk dapat berdaya dan berkarya dengan kekuatannya sendiri.

Cerita Singkat Lahirnya PEKKA

Lahirnya komunitas PEKKA dalam rangka mewadahi para perempuan kepala keluarga sehingga mereka bisa berdaya baik secara finansial maupun dalam rangka membangun jati diri mereka sehingga lebih kuat.

Para Ibu yang tergabung dalam komunitas ini, yang notabene sebagian besar merupakan Ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah, dilatih sehingga bisa bangkit, dan memiliki kepercayaan diri bahwa mereka adalah para Ibu hebat dan bisa berdaya untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka sendiri.

Pengalaman mereka sebagai Ibu pejuang kehidupan sangat berharga dan bisa menjadi contoh teladan serta pembelajaran. Mereka adalah Ibu-ibu pembaharu yang menjadi contoh nyata agen perubahan.

Salah satu gerakan nyata yang dilakukan PEKKA adalah mendirikan koperasi yang diberi nama PEKKA-MART sebagai tempat untuk memberdayakan usaha lokal serta memberikan kebermanfaatan ekonomi pada anggota yang terlibat didalamnya.

Disepanjang cerita Ibu Nani saya bisa melihat semangat juangnya untuk membangun dan memperjuangan perbaikan nasib para Ibu Kepala Keluarga di berbagai daerah di Indonesia, sehingga akhirnya diakui sebagai bagian dalam masyarakat yang perlu dihormati serta dihargai keberadaannya.

Tidak ada peran perempuan yang remeh dan rendah, sehingga jangan katanya suatu pengalaman itu “hanya”, karena sebenarnya banyak pembelajaran yang bisa diambil dari sana.

Nani Zulminarni

Cerita dari Ibu Deasi Srihandi

Cerita kedua di Konferensi Ibu Pembaharu, 1 dekade Ibu Profesional hari ini, datang dari seorang wanita rumah tangga yang juga berprofesi sebagai praktisi homeschooler dengan perhatian besar kepada lingkungan. Beliau adalah Ibu Deasi Srihandi, pemilik dari salah satu brand kosmetik berbahan dasar alami, Mommy Green Shop.

Workshop bersama Ibu Deasi

Brand ini juga adalah kosmetik yang saya gunakan sampai saat ini. Selama ini hanya bisa melihat tayangan videonya sekarang bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan beliau dan mendengar kisah beliau sungguh sangat membahagiakan buat saya.

Ibu Deasi memiliki kegelisahan sebagai perempuan, Ibu dan Istri terhadap hal yang terjadi pada lingkungan. Inilah yang mendorongnya untuk membangun Mommy Green Shop sebagai salah satu alternatif kosmetik yang ramah lingkungan.

Ibu Deasi telah konsisten melakukan hidup yang holistik berdasarkan metode sustanaible living selama hampir 12 tahun di keluarganya. Semangat sustanaible living sudah mendarah daging dalam dirinya dan seluruh anggota keluarga.

10 Pilar Sustanaible Living ala Deasi Srihandi

Ada 10 pilar pokok dalam sustanaible living yang dilakukan oleh Ibu Deasi dirumah, yaitu :

  • Bercocok tanam
  • Pengadaan sumber energi
  • Alternatif bahan bakar dan transportasi
  • Beternak secara holistik
  • Solusi sampah
  • Hidup sederhana
  • Reklamasi air.
  • Do it yourself
  • Ekonomi rumah tangga
  • Kontribusi sosial

Pesan Ibu Deasi agar bisa konsisten menjalani sustanable living adalah mengubah pola pikir kita bahwa metode hidup berkelanjutan ini mudah untuk dilakukan dan bisa dimulai dari rumah masing-masing.

Membiasakan pola hidup sustanaible living seperti kita kembali ke kehidupan orang tua kita jaman dahulu yang sederhana dan memanfaatkan barang secukupnya.

Bergaya hidup sustanaible living bisa membangun empati dan gerakan untuk memperbaiki suatu hal menjadi lebih baik dan bermanfaat. Pesan beliau saat kita menuntun suatu hak ada baiknya kita mulai dengan memenuhi kewajiban diri kita terlebih dahulu.

Berbicara tentang perubahan global tidak akan banyak manfaatnya saat kita sendiri belum bisa melakukan disiplin dan kosisten dengan apa yang telah kita tentukan.

Deasi Srihandi

Kisah dari Mbak Heni Sri Sundari

Pembicara termuda pada hari ini yaitu Mbak Heni Sri Sundari. Beliau adalah pelopor gerakan Anak Petani Cerdas.

Webinar bersama Mbak Heni

Berlatar belakang kehidupan sebagai seorang anak petani dengan segala kemampuan yang terbatas, Mbak Heni berniat mengubah paradigma di pedesaan bahwa anak petani tak perlu sekolah tinggi.

Mengubah stigma orang tua para petani kepada anak-anaknya ini bukanlah hal yang mudah. Namun berkat kerja keras dan ketulusan hati, akhirnya Mbak Heni bersama rekan-rekan bisa membawa perubahan dengan mengajak para anak petani ini bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Salah satu cara penting yang dilakukan oleh Mbak Heni dan rekan-rekan adalah mengubah perilaku anak-anak didikan mereka menjadi lebih baik, sehingga para orang tua menyadari gerakan Anak Petani Cerdas membuat banyak perubahan kepada anak-anak mereka.

Gerakan Anak Petani Cerdas ini pada akhirnya dapat diterima baik oleh masyarakat pedesaan dan mereka mendukung terlaksananya kegiatan ini. Dari awal gerakan yang hanya diikuti oleh 15 orang anak, sekarang sudah mencapai hampir ribuan anak petani yang tersebar di beberapa pedesaan di seluruh Indonesia.

Di sepanjang acara dapat terlihat bahwa Mbak Heni sangat tulus ingin memberikan pengajaran sehingga pengalaman yang dirasakannya bisa juga didapatkan oleh anak-anak petani yang lain.

Pendidikan yang lebih tinggi dapat membuat peningkatan derajat dan taraf hidup bagi masyarakat pedesaan.

Jadikan cita-citamu sebagai jalan orang lain untuk mencapai mimpinya.

Heni Sri Sundari

Penutup

Materi dari 3 narasumber dalam rangkaian satu dekade ibu profesional hari ini sangat menguras emosi. Para wanita hebat ini memulai semua gerakan bukan dari hal besar, tapi hal sederhana yang ternyata bisa berdampak sangat besar.

Usaha mereka untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya juga mereka hadapi, akhirnya menjadi solusi bagi orang lain yang juga memiliki permasalahan yang sama. Ini selaras dengan apa yang diajarkan di Ibu Profesional.

Konferensi Ibu Pembaharu menjadi sarana buat belanja ide dan mendapatkan inspirasi sebanyak-banyaknya. Tak sabar menunggu hari esok.

Inspirasi apa lagi yang akan dibagi oleh para wanita hebat itu.

Yang belum gabung, boleh langsung kunjungi situs konferensi di bawah ini:

http://www.konferensiibupembaharu.id