Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala disampaikan umur ini untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh barakah. Alhamdulillah bisa melewati hari-hari Ramadhan dengan penuh hikmah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Alhamdulillah bisa menyelesaikan puasa selama 30 hari di bulan Ramadhan ini dan bertemu dengan bulan Syawal yang penuh keceriaan. Kalimat Alhamdulillah yang berulang diucapkan untuk meneguhkan hati saya, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini adalah takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang harus selalu disyukuri, walau terkadang pada kenyataannya ada beberapa hal yang berjalan diluar rencana.
Ramadhan dan Syawal tahun ini sangat spesial karena di tahun ini saya terkonfirmasi positif Covid 19. Info yang saya ketahui 7 hari menjelang hari Idul Fitri cukup mengguncang jiwa dan pikiran. Persiapan Idul Fitri yang sudah dilakukan sejak awal Ramadhan rasanya jadi sia-sia. Saya harus isolasi dan melupakan rencana akan melaksanakan Idul Fitri bersama keluarga besar.
Tujuh hari ini berjalan sangat berat, bukan karena sakitnya, tapi lebih kepada psikis yang saya rasakan. Suami dan anak-anak saya tidak terkonfirmasi positif Covid 19, akan tetapi karena kontak erat maka kami harus melakukan isolasi mandiri bersama. Tujuh hari ini kami lewatkan hanya berada di dalam rumah. Alhamdulillah perhatian dan dukungan dari keluarga besar dan para sahabat, membuat hari-hari isolasi mandiri menjadi lebih mudah untuk dilewati.
Dari pengalaman isolasi ini ada beberapa hal yang bisa saya ambil pelajaran dan ingin saya bagi, mulai dari hal-hal yang dilakukan saat terkonfirmasi positif Covid 19, hingga pelaksanaan Ramadhan dan Idul Fitri di saat harus isolasi mandiri.
Saat Terkonfirmasi Positif
Yakinlah pandemi Covid 19 belum berakhir dan mengancam di semua sisi kehidupan, apalagi jika kamu berada pada daerah-daerah yang rawan ancaman Covid 19 seperti di keramaian pasar atau ruangan tertutup di perkantoran. Pada kasus saya, Covid 19 terpapar saat saya berada di kantor. Ruangan yang tertutup dan ber-ac dengan sejumlah orang yang berada disana dan ada aktivitas pelayanan kepada orang luar, tentu meningkatkan resiko terpapar virus Covid 19.
Hal yang bisa dilakukan begitu terkonfirmasi positif adalah :
- Stop pemikiran tubuhmu sakti dan Covid 19 tidak mungkin menyerangmu. Covid 19 menjadi pandemi di seluruh dunia karena tingkat penularannya sangat tinggi dan tidak ada satu orang pun bisa memprediksi kapan virus ini masuk ke tubuh. Orang tanpa gejala atau hasil swab negatif bukan berarti virus tidak masuk ke dalam tubuh. Apalagi jika hasil swab adalah positif, bisa dipastikan virus itu sudah bersarang di tubuhmu.
- Stop pemikiran tentang hoax yang selama ini beredar di sekitarmu tentang virus Covid 19 dan mulai terima bahwa sekarang virus sudah ada di dalam tubuh. Fase penerimaan membuat diri lebih sigap dan siap untuk melakukan langkah selanjutnya dalam menangani penularan virus Covid 19. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh penderita Covid 19.
- Jika masih tinggal bersama keluarga lainnya yang tidak terkonfirmasi Covid 19, lakukan isolasi mandiri dengan ketat. Isolasi mandiri dapat dilakukan terhadap pasien Covid 19 yang tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan. Tata cara isolasi mandiri adalah sebagai berikut.
- Selama isolasi selalu pantau kondisi dan gejala sakit pada tubuh. Jangan lupa lapor kepada Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) terdekat/rujukan dan ketua RT tempat tinggal. PKM akan melakukan pemantauan secara rutin dan memberikan arahan selama melakukan isolasi mandiri. Pada akhir masa isolasi mandiri, periksakan diri ke PKM, sehingga PKM dapat mengeluarkan surat keterangan bebas isolasi dan sehat. Penderita Covid 19 tanpa gejala/ gejala ringan, setelah masa isolasi mandiri selama 10 – 14 hari sudah bisa dinyatakan sehat dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
- Selama masa isolasi mandiri, selalu makan makanan sehat, lakukan olahraga ringan, berjemur di sinar matahari pagi dan minum multivitamin. Lakukan aktivitas ringan dan banyak beribadah untuk memohon kesembuhan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Alhamdulillah selama sakit saya dapat melaksanakan puasa Ramadhan dengan lancar, karena tidak ada gejala yang cukup mengganggu saya dalam melakukan ibadah puasa. Dari penelitian puasa juga dapat meningkatkan imunitas tubuh, sehingga penderita Covid 19 diperbolehkan melaksanakan ibadah puasa.
Ramadhan dan Idul Fitri dalam Masa Isolasi Mandiri
Pada hari pertama setelah terkonfirmasi positif, yang bertepatan dengan hari ke-26 Ramadhan, saya merasakan gejala pusing dan tidak enak badan. Saya pun memutuskan untuk tidak melaksanakan puasa Ramadhan hari itu. Keesokan harinya saya masih merasa pusing, namun saya putuskan untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Kenapa demikian? Karena saya ragu apakah pusing ini akibat gejala Covid 19 atau hanya akibat pikiran saya yang sedang stres.
Alhamdulillah puasa saya berjalan lancar dan hari-hari selanjutnya saya tidak lagi merasakan gejala pusing dan bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan lebih khusuk. Saya merasakan perubahan ini setelah pikiran saya bisa menerima bahwa sekarang saya sudah terkonfirmasi virus Covid 19. Langkah penting yang perlu saya lakukan adalah tidak stres, karena hal itu dapat membuat imunitas turun dan tubuh saya yang sebenarnya tidak sakit, menjadi merasakan sakit.
Yang paling saya syukuri adalah dukungan yang sangat besar dari suami dan anak-anak, serta orang tua dan saudara serta sahabat-sahabat. Dukungan itu tidak hanya bersifat moril, tapi juga material yaitu berupa kiriman kebutuhan pokok yang tidak pernah putus.
Menjelang Hari Idul Fitri tak lupa kiriman makanan khas hari raya, yaitu, lontong/ ketupat dan opor serta rendang juga datang kerumah. Walaupun Hari Idul Fitri tahun ini tidak sama, karena tidak dapat berkumpul dengan mereka, tapi perhatian mereka tidak pernah kurang kepada saya. Tidak berkumpul bersama sampai masa isolasi mandiri selesai adalah salah satu bentuk kepedulian dalam rangka memutuskan rantai penyebaran Covid 19.
Beberapa hal yang bisa dilakukan saat menjalani Ramadhan dan hari Idul Fitri di masa isolasi mandiri :
- Melakukan segala bentuk ibadah, mulai dari sholat wajib hingga sholat sunnah di rumah saja.
- Untuk pembayaran zakat sudah dipermudah, sehingga dapat dilakukan melalui aplikasi daring, dan pengucapan akad melalui aplikasi pertemuan daring.
- Kirimkan makanan khas hari Raya kepada rekan yang terkonfirmasi Covid 19, membantu mereka tetap merasakan suasana hari Raya dengan bahagia.
- Lakukan ibadah sholat Idul Fitri di rumah saja. Alhamdulillah Kementerian Agama sudah mengeluarkan khutbah sholat Idul Fitri yang dapat dibacakan selesai sholat Idul Fitri di rumah. Isi khutbah itu mengingatkan untuk selalu waspada dengan virus Covid 19 dan terus menjalankan protokol kesehatan.
- Perbanyak ibadah dengan melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal.
Pandemi Covid 19 adalah salah satu wabah yang nyata keberadaannya dan masih mengancam kita semua hingga detik ini. Sayangi orang-orang terdekatmu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran Kementerian Kesehatan selama perayaan hari Idul Fitri. Dengan patuh protokol kesehatan, insya Allah pandemi akan bisa segera berlalu. Dan ingatlah untuk tetap selalu jaga kesehatan. Pandemi bisa berakhir jika semua masyarakat lebih peduli akan bahaya Covid 19.
sumber :