
Siapa yang punya impian jadi penulis, namun maju mundur cantik karena ketakutan menghadapi realita bahwa perjalanan seorang penulis tidak akan pernah semulus aspal di jalanan? ðŸ¤
Jika ada pertanyaan seperti itu, maka saya adalah orang pertama yang ngacung.
Impian jadi penulis dan punya banyak karya adalah salah satu mimpi masa kecil yang terus menghantui alam bawah sadar. 😅
Ibarat seperti bisul jika dipencet sakit, tidak dipencet kok ganggu?
Alhamdulillah keresahan dan kegundahan ini sedikit terobati setelah mengikuti salah satu kulwap gratis yang diadakan oleh KLIP. Tema kulwap yang diambil adalah motivasi menulis dengan narasumber seorang ibu muda yang telah berhasil mengeluarkan 47 karya buku dalam kurun waktu 4 tahun. Dia adalah mbak Arum Faizatul Umami atau dikenal dengan nama pena Arum Faiza.
Daftar Isi
Perjalanan Memulai Profesi Penulis
Kulwap dimulai dengan cerita pengalaman mba Arum memulai langkah pertamanya di dunia kepenulisan. Menulis merupakan salah satu cara untuk mengatasi kegalauan dan keresahan dalam hati. Menurut mbak Arum menulis adalah langkah pertamanya tersesat dalam kebaikan dan akhirnya ketagihan. Dia memulai langkah awal sebagai penulis pada bulan Januari 2017.

Keseriusan mbak Arum dalam dunia kepenulisan dibuktikan dengan mengikuti sertifikasi profesi kepenulisan yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Saya baru mengetahui tentang proses sertifikasi profesi ini dari sharing mbak Arum. Karena sudah diakui secara nasional jadi jika kita atau anak-anak punya cita-cita jadi penulis tidak perlu ragu lagi buat mewujudkannya.
Mbak Arum memulai langkah awal menjadi penulis benar-benar dari 0. Saat mengikuti kelas menulis pertamanya, program 30 hari buku jadi, dia mengosongkan gelas dan menyerap semua ilmu dengan maksimal. Kelas menulis ini diikuti selama 30 hari dan semua peserta diharapkan bisa menerbitkan buku pertama mereka.
Saat pertama belajar bersama mentor, tidak ada materi yang diberikan. Mbak Arum hanya diharuskan menulis dan terus menulis hingga terkumpulkan satu kisah yang sudah dibukukan berjudul Azimah : Derita Gadis Aleppo.
Setelah buku ini siap dikirim kepada penerbit, mbak Arum baru belajar lagi satu ilmu baru yaitu editing. Banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan tulisan sesuai PUEBI sehingga naskah ini tidak dapat diterima penerbit mayor.
Namun dia tidak putus asa dan akhirnya pada akhir tahun 2017, novel ini berhasil diterbitkan dan masuk dalam nominasi 10 buku terbaik novel religi di Indonesia, bareng Kang Abik, Asma Nadia, dan juga Ahmad Fuadi.
Sungguh prestasi yang sangat membanggakan buat penulis pemula. Salut dengan mbak Arum.
Motivasi Menulis
Menulis adalah menginspirasi tanpa menggurui pada semua orang tanpa batasan umur.
Arum Faiza
Jika ingin memulai satu hal yang baru dan awet melakukannya kita perlu satu hal yang disebut motivasi. Ini adalah bahan bakar yang akan selalu membantu menyalakan api semangat dalam diri saat kita menghadapi kesulitan. Demikian juga halnya dengan menulis. Motivasi menulis perlu dimiliki dan mungkin jika bisa dituliskan dan ditempel di tempat-tempat yang sering kita lihat.
Buat mbak Arum motivasi terbesarnya terus menulis adalah memberikan manfaat dari tulisan yang dibuatkan. Ada perasaan bahagia saat karya yang dibuat mendapatkan respon baik dari orang lain, tanpa memandang usia.
Salah satu buku mbak Arum berjudul Untukmu Wahai Pejuang Ilmu sudah mendapat respon baik dan memotivasi anak usia SMP hingga ibu rumah tangga. Hal ini memacu mbak Arum untuk terus menulis dan menerbitkan banyak karya yang lebih bermanfaat bagi orang lain.
Menulis adalah satu-satunya cara manusia untuk dapat dikenang dan diabadikan namanya. Banyak karya penulis terkenal yang sampai saat ini karyanya terus masih bisa dinikmati dan memberikan pengetahuan yang bermanfaat tentang keadaan di masa buku itu dibuat. Contohnya Buya Hamka dengan salah satu buku yang berjudul Tenggelamnya Kapal van der Wijck.
Buku ini berisi kritik terhadap beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu terutama mengenai kawin paksa di Minangkabau. Mengangkat perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir kematian. Banyak pesan moral yang terkandung di sepanjang cerita yang dikemas dalam bentuk novel dan dirilis pada tahun 1938.
Buku tersebut ditulis pada masa penjajahan dan sang penulis juga sudah tiada, namun karyanya masih memberi manfaat dan pembelajaran bagi kita di masa sekarang. Ini lah yang menjadi salah satu motivasi kuat bagi mbak Arum untuk mulai menulis dan menerbitkan buku. Ketika cerita yang dimuat dalam buku memberikan manfaat pembelajaran dan perubahan sikap bagi banyak orang tanpa mengenal jenis kelamin dan usia, bukankah ini akan menjadi amal jariah bagi sang penulis?
Pantangan dalam Menulis
Selain motivasi ada juga pantangan yang tidak boleh diakukan jika ingin menjadi penulis produktif. Setidaknya ada 4 tujuan dan motivasi yang perlu dihindari saat menulis, yaitu :
- Royalty
- Popularitas
- Waktu luang
- Disanjung
Royalti
Mbak Arum menjelaskan bahwa jika dulu menulis karena mengharapkan royalti, maka dia tidak akan bertahan sampai sekarang. Seperti diketahui bahwa royalti penulis itu maksimal hanya 10 persen jika buku diterbitkan oleh penerbit mayor. Contohnya harga buku Rp.50.000,00 maka penulis dapat Rp.5.000,00.
Semakin banyak buku yang terjual, maka semakin banyak yang didapatkan penulis. Namun kabar buruknya, jualan buku tidak semudah jualan makanan.
Popularitas
Untuk mendapatkan popularitas seperti Asma Nadia atau Kang Abik tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus bisa mengukur diri sendiri, sudah seberapa lama kita istiqomah dalam menulis? Berapa banyak buku yang sudah kita baca? Sudah berapa tahun kita menulis? Sudah berapa banyak buku yang kita terbitkan?
Popularitas sebenarnya akan mengikuti seiring semakin bermanfaat dan menginspirasinya karya yang kita buat. Jadi sangat penting untuk memberikan daya upaya terbaik dalam setiap karya tulisan yang akan diterbitkan.
Waktu Luang
Waktu luang tidak akan kita dapatkan jika kita tidak pernah menyisihkan waktu untuk melakukannya. Jadi saat menulis, jangan menunggu waktu luang, namun sisihkan waktu khusus buat menulis. Jadikan menulis sebagai satu kebiasaan baik yang dilakukan setiap hari. Mulai dari hal yang paling sederhana, semudah upload foto dan dilengkapi dengan cerita di media sosial kita.
Disanjung
Saat menulis luruskanlah niat bahwa karya yang dibuat adalah untuk memberi manfaat bukan mengharapkan sanjungan. Jika fokus terhadap sanjungan, maka ketika karya tidak diekspektasi seperti harapan, maka kita malas untuk melanjutkan menulis. Dampak buruknya kita jadi takut menerbitkan karya, karena tidak ada sanjungan berarti karya yang dibuat tidak dihargai dan buruk.
Ingat sebelum orang lain mengekspektasi, yang pertama harus memberikan pujian atas karya adalah diri kita sendiri. Percaya diri lah dengan karyamu dan berikan yang terbaik dalam setiap karya yang dibuat, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain.
Pesan Mbak Arum
Disepanjang kulwap ini banyak pesan berharga yang disampaikan oleh Mbak Arum yang saya rangkum sebagai berikut:
- Sebelum mulai menulis, kita harus meluruskan niat terlebih dahulu. Menulislah untuk tujuan jangka panjang, bukan sekedar tujuan kecil.
- Saat menulis jangan lupa membuat target yang ingin dicapai, sebagai salah satu cara memotivasi diri.
- Banyak manfaat dalam menulislah diantaranya untuk berbagi cerita dan terapi melegakan hati.
- Tulisan bermanfaat yang kita buat bisa memberi inspirasi bagi orang lain, sehingga jangan malu untuk berbagi.
- Jangan pernah takut dikatakan sok bijak atau takut ditertawakan saat menulis. Jadilah percaya diri. Komentar yang masuk perlu disaring, terimalah komentar baik dan membangun untuk kemajuan karya berikutnya. Selain itu jangan diambil peduli.
- Teruslah menulis sampai nyawa tidak lagi bersama raga. Apapun profesinya, pasti bisa menulis dan berbagi cerita hidup yang menginspirasi banyak orang. Sangat disayangkan jika hanya disimpan di dalam kepala.
Kulwap satu jam ini terasa sangat cepat berlalu. Terima kasih buat Mbak Arum yang sudah banyak memberi insight berharga bagi saya hari ini. Satu hal yang saya sukai dalam kulwap ini, Mbak Arum selalu menyemangati kami agar bisa menjadi penulis produktif. Banyak ilmu baru yang akan didapatkan jika sudah menekuni profesi ini secara maksimal.
Hal penting lainnya yang Mbak Arum selalu ingat dan tekankan adalah membangun motivasi menulis harus benar terlebih dahulu agar bisa produktif sebagai penulis. Jadikan motivasi memberi manfaat sebagai pemicu untuk terus menulis dan berkarya.
Semangat … doakan saya bisa punya banyak karya juga ya Mbak Arum dan dinantikan kulwap lainnya dari KLIP.