Daftar Isi
Part 2 (20 Desember 2021)
Konferensi Ibu Pembaharu, acara satu dekade Ibu Profesional, memasuki hari keempat dan sudah ada delapan narasumber yang tampil. Saya banyak mendapatkan pencerahan dari para narasumber. Hari ini ada dua narasumber yang tampil, yaitu Mbak Mauren Hitipeuw dan Mbak Listriana Suherman.
Acara ini dilaksanakan secara virtual melalui laman http://www.konferensiibupembaharu.id. Untuk teman-teman yang ingin bergabung dalam kemeriahan acara ini dapat langsung mengunjungi laman tersebut.
Kisah Inspiratif dari Mbak Listriana Suherman pada Konferensi Ibu Pembaharu

Salah satu isu yang sedang marak saat ini adalah mengenai Suistanable Living atau kehidupan yang berkelanjutan. Narasumber pada sore hari ini adalah salah satu mentor suistanable living / Permaculturist. Beliau sudah berpengalaman lebih dari 6 tahun mengajarkan tentang kehidupan yang berkelanjutan dengan pendekatan permakultur.
Wanita hebat ini adalah Mbak Listriana Suherman, dengan panggilan akrab Mbak Nana. Beliau juga merupakan founder dari komunitas Bandung Permaculture dan Rumah Belajar Anak Alam di Sumbawa.
Mengenal Permakultur
Permakultur adalah salah satu metode memecahan masalah dengan pendekatan agrokultural. Metode ini sebenarnya tidak hanya untuk memecahkan masalah ketahanan pangan, tetapi kita dapat menggunakannya untuk hal yang lebih luas, misalnya memecahkan masalah sosial, pendidikan, lingkungan dan lain sebagainya.
Permakultur dapat memecahkan permasalahan secara holistik jika kita mengelolanya dengan baik. Salah satu contoh metode permakultur untuk menyelesaikan masalah pendidikan, ketahanan pangan dan sampah, yang sudah Mbak Nana dan rekannya lakukan, adalah membentuk Rumah Belajar Alam di Sumbawa.
Menerapkan Permakultur dalam Kehidupan Rumah Tangga
Dalam sesi sharing sore ini, Mbak Nana juga membagikan beberapa tips sederhana untuk memulai menerapakan permakultur dalam kehidupan rumah tangga.
“Mulai Suistanable Living dengan melakukan hal yang paling sederhana, seperti mematikan keran air dan listrik jika tidak digunakan”
Listriana Suherman
Saat baru akan memulai prinsip hidup yang berkelanjutan mulailah dengan hal-hal yang paling sederhana. Jangan melakukan dengan hal yang sulit, karena akibatnya kita malas untuk melakukannya.
Prinsip utama dalam suistanable living adalah reduce, reuse dan recyle. Jadi usahakan untuk mengurangi dari awal kelebihan penggunaan sumber daya alam. Contoh sederhana adalah dengan menghabiskan makanan yang ada, sehingga tidak ada sisa makanan yang memerlukan pengolahan.
Menerapkan permakultur tidak perlu menggunakan lahan yang luas. Untuk menanam pada lahan yang sempit bisa menggunakan metode tanaman rambatan atau pot. Kita perlu memilih tanaman yang memiliki usia panjang, baik untuk pohon buah maupun sayuran. Dalam satu pot bisa kita tambahkan 2-3 tanaman sesuai dengan ukuran yang ada. Semakin beragam, maka akan semakin baik ekosistem yang kita bangun dengan metode permakultur.
Dalam penutupan sesi acara ini, Mbak Nana menyampaikan pesan yang sangat penting untuk diingat, yaitu :
“Kita perlu melibatkan anak dalam proses suistanable living agar membuat mereka mengenal pentingnya melakukan aktivitas yang berdampak baik bagi lingkungan. Anak-anak adalah generasi penerus yang melanjutkan perjuangan dalam menjaga kelestarian alam, sehingga penting mengajari mereka tentang suistanable living sejak dini.”
Sesi hari ini sangat memberi kesan dan banyak ilmu baru yang bisa saya ketahui.
Untuk yang mau bergabung dalam acara Konferensi Ibu Pembaharu silahkan mengunjungi situsnya yang dibuka sampai tanggal 19 Januari 2022.
Yuk jangan sampai ketinggalan.