Konferensi Ibu Pembaharu : Cinta Yang Lebih Baik

Rangkaian acara Konferensi Ibu Pembaharu, peringatan satu dekade Ibu Profesional sudah memasuki hari keempat. Para narasumber tampil  membawakan materi yang sangat relevan dengan keadaan para peserta yang merupakan member Ibu Profesional dan masyarakat umum. 

Para peserta sangat antusias dalam menyimak pemaparan materi dari setiap narasumber di Konferensi Ibu Pembaharu ini. Selalu banyak pertanyaan dari peserta dalam setiap sesi, sehingga tidak semua bisa tayang dan mendapat jawaban langsung dari narasumber. Akan tetapi, pertanyaan-pertanyaan yang tampil cukup mewakili hal-hal yang menjadi masalah umum dalam pengasuhan.

Pagi hari ini, pukul 10.00 WIB, kembali salah satu narasumber menyampaikan materi yang sangat berkesan buat saya. Dia adalah wanita hebat, ibu dari dua orang anak, yang saat ini menjabat sebagai Direktur di komunitas Keluarga Kita. Salah satu komunitas yang bergerak dibidang pengasuhan anak atau parenting di Indonesia. Dia adalah Ibu Yulia Indriati. 

Kisah Inspiratif dari Ibu Yulia Indriati di Konferensi Ibu Pembaharu

Sesi sharing Ibu Yulia
Sesi sharing bersama Ibu Yulia pada Konferensi Ibu Pembaharu

Saya menunggu sesi ini karena mengusung tema yang sesuai kebutuhan sebagai seorang pengasuh sekaligus pendidik anak di rumah. Saat ini para orang tua harus menguasai ilmu parenting atau pengasuhan anak.

Secara pribadi saya merasa kebebasan dan kemudahan informasi yang anak-anak generasi Z dan Alpha peroleh dari media internet membuat mereka berpikiran terbuka dan butuh ruang yang sangat besar dalam menyalurkan kekritisan serta rasa ingin tau tersebut. Jika para orang tua tidak bisa menyesuaikan pengasuhan kepada anak-anak sesuai dengan jamannya, maka yang akan terjadi adalah pertentangan yang besar antara orang tua dan anak.

Sebagai seorang ibu dengan 3 orang anak generasi Z dan Alpha, saya cukup merasa pertentangan tersebut. Bersyukur saya bisa ikut dalam rangkaian acara Konferensi Ibu Pembaharu dan belajar dengan narasumber yang banyak membantu perbaikan pola pikir saya, terutama dalam pengasuhan anak. Terus belajar merupakan salah satu dari core value yang diusung oleh Ibu Profesional. 

Materi Ibu Yulia pagi hari ini sangat mengena bagi saya. Saat mendengar pemaparan dari beliau saya merasa banyak mendapat sindiran dengan realita pengasuhan di rumah. Menghalalkan kata CINTA, akhirnya sebagai orang tua saya membenarkan berbagai perilaku yang salah.

Quote paling indah yang Ibu Yulia sampaikan pagi hari ini adalah

Our Children Need The Better Love, Not More

Yulia Indriati

Prinsip Pengasuhan Anak ala “Keluarga Kita”

Kita semua tau bahwa tempat anak pertama kali belajar adalah di dalam keluarga. Keluarga juga merupakan tempat belajar utama bagi anak. Namun kita juga perlu sadar, bahwa tidak ada keluarga atau orang tua yang benar-benar sempurna.

“Oleh karena itu, dalam mendidik anak perlu ada yang namanya kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak. Pengasuhan anak merupakan urusan bersama dan tanggung jawab kita semua,” papar Ibu Yulia.

Komunitas Keluarga Kita menyadari hal ini. Berbekal semangat untuk membuat keluarga Indonesia menjadi lebih baik, mereka mengenalkan prinsip pengasuhan yang dinamai Mencintai dengan lebih baik.

Mencintai dengan lebih baik adalah ajakan untuk memperbaiki cara orang tua mencintai anak-anak mereka. Terkadang sebagai orang tua sudah merasa memberikan cinta yang sangat banyak, akan tetapi hasilnya tidak memenuhi harapan. Anak-anak masih merasa orang tuanya tidak mencintai dan menyayangi mereka.

Ternyata ada banyak orang tua yang mencintai anaknya dengan salah. Mereka mencintai anak dengan cara menghukum  ataupun memberikan kebebasan yang berlebihan hingga menyesatkan anak-anak.

Pada pemaparannya Ibu Yulia menjelaskan prinsip mencintai dengan lebih baik dalam akronim C-I-N-T-A.

Penjelasan Akronim “C I N T A”

C = Cari cara sepanjang masa, tidak menyerah dengan cara instan.

Orang tua dapat menerapkan ilmu disiplin yang positif, bukan menggunakan pendidikan dengan cara hukuman atau reward saja. Pengasuhan anak harus merupakan aktivitas jangka panjang, bukan cara instan. Jika mengibaratkannya dengan olahraga lari, pengasuhan adalah lari maraton bukan lari sprint. Lari maraton memiliki tantangan di setiap etape, sehingga harus mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut.

I = Ingat impian tinggi.

Dalam keluarga orang tua perlu membangun persektif positif dalam setiap mimpi yang anak punyai. Orang tua perlu mendukung mimpi-mimpi besar mereka dan percaya bahwa mereka bisa mewujudkannya, bahkan sebelum anak sendiri percaya bahwa diri mereka bisa melakukan hal tersebut.

N=Nerima Tanpa Drama.

Sebagai orang tua kita tidak pernah tau akan mendapatkan anugerah anak seperti apa, sehingga penting bagi kita untuk dapat menerima mereka seutuhnya tanpa syarat.

T=Tidak takut salah.

Pengasuhan adalah suatu proses belajar, baik bagi orang tua maupun anak. Dalam proses belajar jangan takut salah. Jadikan kesalahan tersebut sebagai bahan untuk memperbaiki diri sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama.

A=Asyik main bersama.

Poin terakhir, namun tak kalah penting adalah sediakan momen buat keluarga bermain bersama. Sibuk dengan rutinitas sehari-hari, membuat kita lupa untuk menghidupkan momen kehangatan bersama keluarga.

Ada cara sederhana untuk tetap menjaga kebersamaan dan hubungan baik dalam keluarga, yaitu dengan bermain bersama.

Insight dari Sesi Tanya Jawab Hari ini

Masuk ke sesi tanya jawab, para peserta mengajukan banyak sekali pertanyaan yang berkaitan dengan materi hari ini. Saya dapat menyimpulkan beberapa insight dari pertanyaan yang telah diajukan. 

Pertanyaan Sesi I

  • Orang tua tidak dapat mencontohkan motivasi namun membangkitkannya. Salah satu cara mudah membangkitkan motivasi dengan banyak main bersama, tertawa bersama dan menciptakan kondisi keluarga yang kondusif.
  • Orang tua perlu menyesuaikan ekspetasi yang diberikan kepada anak, apakah sudah realistis dan sesuai dengan kemampuan anak. Catatan penting bagi orang tua, jangan mengukur kemampuan anak hanya dari nilai sekolah, karena  tidak bisa menggambarkan kompetensi keseluruhan dari seorang anak.
  • Salah satu trik mudah untuk menghadapi persaingan anak dengan beda usia adalah memberikan momen untuk setiap anak bersama orangtuanya atau dikenal dengan istilah individual time orang tua bersama setiap anak.
  • Anak-anak adalah seorang pengamat dan peneliti luar biasa. Mereka bisa membaca segala prilaku orang tua kepada mereka atau saudaranya. Jadi orang tua harus memiliki sikap hati-hati dalam melakukan sesuatu kepada setiap anak, jangan sampai anak menangkap pesan buruk dari perilaku tersebut.

Pertanyaan Sesi II

  • Orang tua dan anak perlu sering melakukan diskusi agar mengetahui apakah hal-hal yang telah dilakukan merupakan pilihan anak atau hanya ambisi orang tua.
  • Sebagai orang tua, kita harus menjaga kondisi tubuh, sehingga bisa tetap stabil dan baik dalam pengasuhan. Jangan sampai terlalu lelah karena bisa memberikan dampak yang buruk. Temukan apa yang membuat orang tua menjadi lebih rileks dan ringan. Salah satu tips dengan menjaga nutrisi dan rajin melakukan olahraga.
  • Orang tua perlu memberikan peran kepada kakek dan nenek dalam pengasuhan, sehingga mereka merasa lebih terlibat dan tidak melakukan hal diluar pola pengasuhan kita. Orang tua perlu membuat kesepakatan bersama dan menumbuhkan batasan yang jelas antara pengasuhan orang tua dan kakek nenek (Healty Boundarings).
  • Kita dalam melakukan pengasuhan pasti akan ada banyak menghadapi tantangan. Orang tua harus bisa menerima hal itu tanpa drama dan dapat mencari support system untuk meringankan permasalahan tersebut.

Terakhir Ibu Yulia menyampaikan pesan sebagai berikut :

Orang tua perlu menghadirkan kesadaran sepenuh hati saat dalam pengasuhan  sehingga bisa mempraktekkan prinsip cinta dengan lebih baik.

Mari kita menyaksikan perayaan satu dekade Ibu Profesional di situs berikut :  http://www.konferensiibupembaharu.id

Perhelatan akbar Ibu Profesional ini sampai tanggal 15 Januari 2022.

Yuk buruan kunjungi karena ada banyak kejutan dan hadiah disana.