Bukan Pemulung Sampah Namun Penyelamat Bumi

Setoran ke Bank Sampah

Pemulung sampah adalah julukan yang keluarga besar berikan untuk kebiasaan baru saya mengumpulkan dan mengolah sampah, baik organik maupun non organik, sendiri. Hehe …. Baiklah tidak jadi masalah karena bagi mereka ini adalah sesuatu yang aneh dan kotor, tetapi buat saya ini merupakan hal penting demi mengambil peran kecil menyelamatkan bumi dari kerusakan yang semakin parah.

Saya pribadi sudah mengenal pengolahan sampah rumahan dengan beberapa metode seperti komposter, eco enzym, ecobrick atau mendaur ulang menjadi barang kerajinan. Akan tetapi tau serta konsisten mengerjakan hal ini cukup berat saat sendirian, apalagi jika lingkungan sekitar tidak mendukung karena belum paham akan pentingnya pengolahan sampah mulai dari rumah masing-masing. 

Ritme saya mengolah sampah pun naik turun dan sempat terhenti sebelum akhirnya mendapat teman-teman dengan misi yang sama, menyelamatkan bumi. Perlahan saya memulai lagi kebiasaan untuk mengolah sampah rumahan.

Mulai Mengolah Sampah Rumahan

Setelah membulatkan tekad untuk mengolah sampah rumahan, saya mengumpulkan amunisi yang penting, salah satunya bergabung dengan komunitas pecinta lingkungan, mengikuti kelas-kelas pengolahan sampah, serta belajar dari literatur tentang pengolahan sampah.

Project ecoenzym

Hal-hal ini penting dalam untuk menjaga konsistensi dan semangat pengolahan sampah dalam diri ini. Saya sudah pernah mencoba dalam kesendirian dan itu berat, sehingga tidak boleh terjadi kesalahan yang sama.

Langkah pertama yang tepat, membawa perubahan yang juga berarti. Saya bisa memperbaiki beberapa metode yang salah dan mengubahnya menjadi lebih efektif. Memiliki teman dalam komunitas juga sangat menyenangkan, karena bisa saling mengingatkan dan bertukar pengalaman juga menambah banyak ilmu baru.

Beberapa Langkah Pengolahan Sampah ala Kiraya Family

Setelah menemukan teman seperjalanan dan tau metode dalam pengolahan sampah, saya dan keluarga pun mulai mengolah sampah ala keluarga kami, Kiraya Family.

1. Sebelum mengolah yang paling penting adalah mencegah sampah masuk ke rumah. Beberapa langkah yang kami lakukan :

  • Membawa tas belanja sendiri untuk mencegah kantong kresek. 
  • Memilih kemasan barang yang bisa didaur ulang.
  • Membeli dalam kemasan yang besar.
  • Membawa tempat sendiri saat membeli makanan yang akan dibungkus.
  • Membawa botol minum/ tumbler.
Salah satu tas belanja hasil daur ulang plastik kresek

2. Memilah sampah dalam 2 kategori, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik adalah semua sampah sisa konsumsi sedangkan anorganik adalah sampah yang tidak bisa dikonsumsi. Untuk sampah anorganik sendiri akan dipilah lagi menjadi beberapa kategori, yaitu kertas, botol/gelas plastik, bahan plastik/sejenis, kain, sampah B3, botol kaca dan kayu.

Pemilahan sederhana di rumah

3. Sampah anorganik yang sudah terpilah akan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disetorkan ke bank sampah. Untuk sampah organik langsung dimasukkan ke komposter atau eco enzym.

Sampah masker (kategori B3) yang akan disetorkan ke tempat pengolahannya.

 

Rangkaian setoran ke bank sampah

4. Saat ada waktu lebih, saya akan mendaur ulang sampah anorganik menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti tas belanja, kotak pensil, permainan dan lain-lain.

Daur ulang jins bekas menjadi pouch
Kardus dan kaleng bekas menjadi tabungan

Saya sangat senang sampai hari ini masih bisa konsisten mengolah sampah. Yang jadi kendala adalah saat kondisi badan tidak fit untuk mengolah sampah, sehingga bertumpuk dan mulai timbul kemalasan untuk mengolahnya. 🤭 Tapi alhamdulillah dukungan dan pengingat dari teman-teman di komunitas sangat membantu saya untuk terus bergerak.

Buat teman-teman yang belum mulai mengolah sampah yuk mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil dulu semudah membawa tas belanja sendiri dari rumah untuk mencegah plastik kresek. Pertama akan sangat berat, namun saat kita bersama, maka akan terasa lebih ringan.

Bumi membutuhkan saya, kamu dan kita semua untuk menjaganya demi masa depan generasi penerus bangsa.

Saat bergulat dengan pengolahan sampah, kita bukan seorang pemulung, namun penyelamat bumi.

Kirayamom